Tantangan Keluarga Jaman Sekarang
Jadi ceritanya beberapa waktu lalu, kami diundang ke sebuah acara talkshow dengan tema keluarga jaman now. Sebelum acara kami sudah mempersiapkan bahan, salah satu nya apa aja sih kriteria keluarga jaman sekarang (kami kurang suka dengan frase “jaman now” ): )
Awalnya bingung juga buat Saya dan Diana menentukan kriteria keluarga jaman sekarang, sampai akhirnya kami mendapat 4 poin penting yang bisa dibilang menjadi kriteria sekaligus tantangan yang dihadapai keluarga jaman sekarang.
1. Bekerja Sama antara Ayah dan Ibu
Jaman sekarang, kita tidak bisa lagi membedakan lagi tugas ini harus dikerjakan Ayah atau Ibu. Masih sering ga sih denger komentar-komentar sinis, kalau lihat seorang ayah ngurusin anaknya, seperti nyuapin makan atau gantikan popok atau sekedar jagain anak aja. Atau sebaliknya ada yang suka komentar sinis kalau lihat ibu-nya kerja atau punya karir lebih baik dibandingkan ayah. Buat kami, jaman sekarang sudah tidak bisa lagi kita berpikir kalau ibu itu tugasnya “hanya” di rumah, ngurus anak, masak, ngurusin rumah tangga. Dan si ayah tugasnya “hanya” cari uang dan benerin genteng bocor hehe..
Jaman sekarang, ayah dan ibu harus bisa saling berbagi tugas dan bisa saling menggantikan, walaupun ada peran-peran atau fungsi yang sulit untuk digantikan, seperti peran ayah yang lebih melindungi dan menularkan keberanian kepada anak atau ibu yang lebih mengayomi. Dalam kasus kami, beberapa kali saya atau Diana harus melakukan perjalanan dinas sendiri ke luar kota, sehingga saya harus bisa mengurus anak dan rumah selama Diana berangkat, dan juga sebaliknya.
2. Kritis dan Selektif terhadap Informasi yang Masuk
Saat ini, informasi yang masuk ke kehidupan kita itu jumlah dan jenisnya banyak banget dan dapat kita peroleh dengan sangat mudah dan cepat, bahkan tanpa dicari-pun, informasi itu bisa datang sendiri. Oleh karena itu, sebagai keluarga jaman sekarang, kita harus benar-benar kritis dan selektif terhadap informasi-informasi ini agar tidak menjadi masalah bagi keluarga kita. Bukan hanya informasi buruk lho ya, tapi juga informasi baik yang tidak cocok dengan gaya keluarga kita.
Informasi-informasi ini bisa berupa gaya hidup atau tipe parenting. Semua informasi ini akan jadi baik bagi kita, bila kita kritis dan selektif, agar informasi yang masuk ini sesuai dengan keadaan kita dan jadinya tidak memaksakan diri hanya demi mengikuti tren jaman sekarang atau bahkan hanya menjadi social climber untuk menunjukkan gaya hidup tertentu yang tidak sesuai dengan kita.
Kami seringkali terlibat diskusi berdua sebelum memutuskan sesuatu, baik dari hal kecil seperti, weekend ini mau makan dimana atau mau liburan kemana, bahkan sampai hal-hal penting seperti gaya parenting atau memilih sekolah. Dalam setiap diskusi, kami selalu menggunakan sebanyak informasi yang bisa kami dapat, lalu kemudian akan kami sesuaikan dengan keadaan atau kemampuan kami. Contoh sederhana, “mau liburan ke mana ?”, selain melihat banyak sekali informasi atau tren destinasi yang sedang hits, kami juga melihat keadaan keuangan kami, waktu kami dan juga gaya traveling kami apakah cocok.
3. Komunikasi di dalam Keluarga Inti
Nah, jadi buat kami keluarga inti itu adalah kita sebagai orang tua (ayah dan ibu) dan anak-anak kita. Orang lain di luar itu kami anggap bukan keluarga inti, termasuk orang tua kita (kakek nenek-nya anak-anak) atau keluarga besar. Bagi kami, penting sekali mempunyai komunikasi dan pondasi yang kuat di antara keluarga inti ini, baik bagi hubungan suami istri, maupun sebagai orangtua bagi anak-anak kita.
Bicarakan semua hal baik dari yang kecil sampai hal besar bersama-sama dan biasakan untuk berdiskusi dulu sebelum membuat keputusan. Kami terbiasa untuk melakukan ini, agar saat bicara baik kepada keluarga maupun orang luar, kami sudah seiya sekata. Bagi anak-anak juga sama, kami berusaha agar anak-anak mempunyai “pagar” yang sudah disepakati bersama, jadi bila ada orang luar yang berusaha mempengaruhi anak-anak, “pagar” ini akan menjaga anak-anak.
Nah, komunikasi berdasarkan informasi yang masuk tadi menjadi bahan penting diskusi keluarga inti. Karena itu, hampir semua keputusan dalam keluarga kecil kami diputuskan berdua. Jadi agak susah ketika ditanya, “Ini idenya siapa?”, karena ide itu baru bisa jadi sebuah keputusan yang dijalankan ketika sudah didiskusikan dan disetujui kami berdua.
4. Komunitas yang Mendukung Keluarga Jaman Sekarang
Hal terakhir yang penting banget buat keluarga jaman sekarang adalah menemukan komunitas yang tepat dan mendukung kita sekeluarga. Untuk menemukan komunitas yang tepat ini, mungkin kita butuh waktu, atau bahkan terkadang kita yang harus membentuk sendiri komunitas ini. Kami percaya berkumpul bersama dengan orang-orang yang memiliki semangat atau passion yang sama dengan kita akan membuat hidup kita lebih baik dan bersemangat. Saling mendukung satu sama lain bersama orang-orang yang mempunyai visi yang sejalan dengan kita akan sangat menyenangkan dan membuat kita bisa bertumbuh menjadi lebih baik.
Kami sekeluarga sendiri menggunakan media traveling yang cukup membantu kami menghadapi tantangan keluarga jaman sekarang ini. Setiap kali traveling (dengan gaya kami), kami harus saling berbagi peran, berkomunikasi dengan baik, memilih informasi yang tepat dan juga mempunyai komunitas yang membantu kami baik dalam mencari informasi maupun membantu kami selama perjalanan, hal ini juga yang menjadi salah satu latar belakang kami meng-inisiasi #TravelingParenting.
Setiap keluarga, pasti mempunyai cara sendiri untuk menghadapi tantangan ini, mungkin ada teman-teman yang bisa sharing juga pengalamannya ?