12 Hal yang Perlu Diketahui tentang Sistem Transportasi di Jerman
Europe Transportation

12 Hal tentang Sistem Transportasi di Jerman

on
October 20, 2016

Saat Mama travelling ke Jerman bulan lalu, ada beberapa hal menarik yang ditemukan dan salah satu nya adalah tentang sistem transportasi di Jerman yang ternyata cukup berbeda dengan negara-negara lain yang pernah kami kunjungi.

Berikut adalah 12 Hal yang perlu Diketahui tentang Sistem Transportasi di Jerman

1) Jalur lambat ada di sebelah kanan.

Jalur kiri hanya untuk mendahului. Hal ini berlaku baik di jalanan, ataupun di eskalator dan tangga.

2) Menyeberang harus di zebra cross.

Menyebrang di Jerman dibantu dengan lampu lalu lintas untuk pejalan kaki. Ada tombol yang harus ditekan atau disentuh bila ingin menyeberang. Mobil di sana sangat menghormati pejalan kaki, sehingga bila lampu menyala hijau untuk pejalan kaki, maka semua mobil akan berhenti.

3) Sepeda adalah alat transportasi yang sangat umum

(Walaupun sebagian besar pengendaranya tidak memakai helm), sehingga dalam sistem transportasi di Jerman ada jalur khusus untuk sepeda dan kita harus berhati-hati saat berjalan kaki agar tidak berjalan di jalur tersebut.

4) Karcis untuk naik kereta dapat dibeli di stasiun

Untuk karcis bis/tram dapat dibeli di mesin yang terdapat di halte, ataupun di mesin yang terdapat di dalam tram. Ada beberapa tipe kendaraan umum:
* S-Bahn (Surface bahn) dan U-Bahn (Underground bahn), naik di dalam stasiun yang terdapat di bawah tanah.
* Bis dan tram, naik di halte yang terdapat di jalan.

Tidak ada mesin untuk pemeriksaan (misalnya seperti di negara lain seperti Singapura atau Hong Kong), hanya ada inspeksi mendadak yang biasanya dilakukan oleh petugas yang menyamar menjadi penumpang. Lucu dan mengagumkan ya? Jadi ya semuanya berasaskan kejujuran dan kepercayaan.

Ada teman yang katanya sempat melakukan riset, dan hasilnya adalah: tetap akan lebih menguntungkan bahwa sesekali kena inspeksi dan didenda, dibandingkan membeli tiket setiap kali. Ok, yang ini tolong jangan ditiru, karena dengan melakukan kontribusi dan kewajiban yang seharusnya kepada negara, kita baru bisa mendapatkan fasilitas yang baik juga dari negara. Hal ini saya lihat dan rasakan sendiri dari banyaaaak sekali fasilitas yang diberikan oleh pemerintah Jerman sendiri kepada warganya, antara lain:

  1. Gratis biaya pendidikan
  2. Tersedia tunjangan selama 6-12 bulan bila kita jobless
  3. Baik dan efisiennya sistem di negara, termasuk sistem transportasi di Jerman, sistem listrik (kebanyakan memakai sensor otomatis sehingga lebih hemat energi), sistem air (bisa minum langsung dari air keran), dll
  4. Yang terakhir adalah, mereka memberikan kesempatan yang luas sekali untuk para pengungsi dari mana saja, termasuk dari Afghanistan, Syria, Timur Tengah, dll. Tidak semata-mata menerima, tapi mereka juga diberikan kesempatan untuk bekerja, fasilitas tempat tinggal, fasilitas belajar bahasa jerman, dan kesempatan yang sama untuk belajar. Luar biasa ya?

Tapi hal nomor 4 ini sedikit banyak memicu rasa tidak senang, termasuk sikap rasis terhadap pengungsi dan pendatang, khususnya dari Syria ataupun Turki.

Contohnya, kemarin pas di kota Bad Salzuflen di mana terdapat dinding aliran air garam yang terkenal berkhasiat untuk kesehatan, ada seorang polisi yang mencegat dan memeriksa pengendara sepeda yang kelihatannya merupakan pengungsi.

Sesaat kemudian, dari tempat kami duduk makan es krim, kami melihat sepedanya dibalik dan si polisi mencatat nomor seri sepedanya. Karena penasaran, teman saya pun menghampiri dan sekilas percapakan antara mereka:

T (teman Diana): “Ada apa, Mas? Is everything fine, ok?” (Tanyanya pada pengendara sepeda tersebut).

S (Pengendara Sepeda): “Ya, ok, semua ok”

P (Polisi): “Apa kamu terbiasa melakukan ini setiap kali?” (Maksudnya dengan mencampuri urusan orang lain)

T: “Nggak sih. Tadi saya cuma lihat sepedanya dibalik dan saya pikir mungkin ada yang rusak. Karena kalau memang ada yang rusak, mungkin kami bisa bantu karena kami punya workshop sepeda. Kalau sepedanya ga rusak, Bapak lagi apa?”

P: “Lagi meriksa apakah sepeda ini sepeda curian”

T: “… Apa Bapak terbiasa melakukan ini setiap kali?”
(GW CINTA BANGET SAMA TEMEN GW INI!)

P:Yah.., memang ini tugas polisi kan?”

T: “O gitu ya.. Sepanjang hidup saya, saya belum pernah sekalipun di-stop dan diperiksa seperti ini sih..”

Pembicaraan ini berhenti sampe di sana dan dia kembali ke tempat kami makan es krim. Setelah kami mendengar cerita lengkapnya, temen saya satu lagi cuma komen, “It’s called racist”.

“Ya, mungkin polisi itu berpikir bahwa orang itu tidak bisa membeli sepeda semahal itu,” sambung teman saya yang menegur polisi tadi.

Saya cuma membernarkan sambil ketawa. Lalu kami cepat-cepat menuju ke mobil karena tiket parkir mobil sudah mau habis jamnya.

Yak, setelah kita cerita ngalor ngidul, sampe mana kita tadi? Lanjut yak, hehe..

5) Kalo nyetir mobil sendiri, setirnya ada di sebelah kiri

Kebalikan dari di Indonesia ya.

Sewa mobil

Harga sewa mobil juga ga mahal lho, yaitu 130 Euro utk 7 hari (kemarin kita dapat yang diesel manual), termasuk full tank bensin di awal, asuransi mobil, termasuk kilometer berapapun (karena ada yang cm boleh pake, misal, 500 km selama sewa), makin lama sewanya makin murah biaya per harinya. Kita termasuk hoki karena dapat mobilnya yang lumayan fancy lho, bagian dalam atapnya bisa dibuka jadi kaca atasnya kelihatan.

Rent Car

Rent Car

Sistem Parkir

Sistem transportasi di Jerman untuk pengemudi kendaraan pribadi disediakan beberapa tempat parkir gratis biasanya ditandai dengan tanda “P” beserta jam yang diperbolehkan untuk parkir. Beberapa tempat juga dilarang parkir, ditandai dengan tanda dilarang parkir beserta arahnya. Beberapa tempat parkir juga harus bayar, ditandai dengan adanya mesin parkir.

Di mesin parkir ini biasanya tertulis tarif parkir di tempat tersebut, bisa per 30, 60, atau 120 menit beserta tambahan biaya bila lebih dari itu. Caranya, kita perkirakan dulu mau parkir berapa lama, setelah itu kita masukkan jumlah uang (biasanya hanya koin) yang dibutuhkan, lalu tekan tombol hijau dan karcis pun dicetak. Di karcis parkir tersebut tertera jam berlaku, termasuk jam berarkhirnya tiket tersebut. Beberapa mesin tidak memberikan kembalian sehingga ada baiknya menyiapkan uang receh untuk ini. Tiket yang sudah dicetak tersebut diletakkan di dalam dashboard mobil, sehingga bila ada inspeksi maka karcis ini dapat dilihat oleh petugas. Lagi-lagi, kejujuran itu mahal ya, tapi berbuah manis kok 🙂

Oya, rata-rata biaya parkir di kota besar seperti Frankfurt, atau Koln (Cologne) adalah 1-1.5 Euro per jam untuk di pusat kota, dan jarang ada parkir gratis di pusat kota. Jadi kalo mau cari parkir gratis, agak-agak minggir ke pinggir kota gitu deh.. Jadi lumayan latian betis.. Haha.. Tapi di kota kecil, banyak parkir gratis, dan kita sempet ngintip mesin parkirnya. Coba tebak berapa parkir di kota kecil? Cuma 0.25 sen per jam, atau 1 Euro untuk 2 jam!

6) Di dalam transportasi umum (kecuali bis), semua pintu (karena biasanya tram dan kereta memiliki banyak pintu) tidak otomatis terbuka.

Jadi kita harus menekan tombol dengan simbol yang berarti “buka”. Lagi-lagi ini menunjukkan keefisienan mereka karena kalo lagi sepi kan jadinya hemat listrik dan waktu. 🙂

7) Harga taksi di sini cukup mahal

Apalagi bila jalannya kebanyakan one-way-street. Tarif sekitar 10 Euro untuk 10 menit untuk jarak tempuh sekitar 2-3 KM.

8) Penumpang di kursi belakang mobil juga wajib memakai safety belt

Hal ini berlaku baik di taksi maupun di mobil pribadi.

9) Seluruh sistem transportasi di Jerman dihubungkan dengan jalan tol yang BEBAS BIAYA TOL!

Luar biasa ya. Katanya sih cuma di Eropa yang kayak gini. Tapi di Jerman sendiri, katanya cuma ada 2 tempat yang harus bayar, di mana biayanya digunakan untuk maintenance tunnel (sebesar 1.7 Euro). Jadi waktu itu kami (termasuk teman saya yang asli Jerman) agak kaget juga pas keluar tunnel eh tau-tau ditagih duit. Kita menganggap ini sebagai penipuan karena tidak dikonfirmasi di awal, hahaha..

10) Transportasi antar kota atau bahkan antar negara

Ada 3 pilihan untuk ini, yaitu:

  • Bus, biaya lebih murah, cocok untuk traveler yang tidak terlalu dibatasi waktu. Bisnya nyaman juga kok, biasanya berangkat dan tiba di halte bus yang nempel dengan Central Station di masing-masing kota. Makin cepat booking dari jauh-jauh hari, makin murah. Untuk mencari harga terbaik, saya sarankan memakai busradar.com (tersedia aplikasinya juga), di mana terdapat semua informasi seperti fasilitas bis (wc, wifi, dll).
  • Kereta, biaya lebih mahal tapi lebih cepat dan nyaman. Tapi katanya kalo lagi promo, harga bisa bersaing dengan bus walau masih lebih mahal sedikit. Biasanya berangkat dan tiba di Central Station di masing-masing kota. Makin cepat booking dari jauh-jauh hari, makin murah.
  • Pesawat, bisa murah dan cepat, terutama untuk jarak yang cukup jauh. Referensinya bisa dari ryanair.com, tapi ini pesawat ekonomis yang mirip Kakak AA itu deh, jadi harganya ga termasuk bagasi. Menurut saya cukup rempong kalo kita bawa carrier gede atau koper, ditambah lagi harus menyediakan biaya dan waktu dari kota ke bandara dan sebaliknya. Tapi ini pilihan yang cukup oke bila ternyata perjalanan darat dengan bus dan kereta memakan waktu dan biaya yang jauh lebih besar. Oya, untuk ryanair tidak tersedia di skyscanner dkk, jadi harus langsung hunting ke websitenya. Biasanya juga, mereka berangkat dari airport secondary (bila di kota-kota besar) yang letak airportnya bisa lebih jauh dari pusat kota.

11) Harga bensin berbeda-beda dari satu pom bensin dengan pom bensin lainnya

Hal ini bisa terjadi walaupun satu kota. Biasanya bensin di kota kecil lebih murah. Harga per liternya kurang lebih 1 Euro sekian. Hahaha..

12) Ternyata sistem transportasi di Jerman ini cukup berbeda dengan di kebanyakan negara Asia.

Pertama kali datang, saya tidak punya prasangka apa-apa mengenai sistem transportasi di Jerman. Berbekal file peta transportasi umum, saya percaya diri bahwa sistem transportasi di Jerman tidak jauh berbeda dari negara lain yang pernah saya datangi seperti Singapura atau Hong Kong. Tapi ketika harus membeli tiket kereta dari bandara ke pusat kota, saya ora mudeng lho di depan mesin karcisnya. Pas saya ketik stasiunnya untuk mencari harganya, eh nama stasiunnya ga nongol. Haduh gimana ini.. Akhirnya saya minta tolong orang lain untuk bantu membelikan, jadi terima kasih kepada sepasang bapak ibu Jerman yang Bahasa Inggrisnya pas-pasan namun baik hatinya 🙂

Oke, saya akan berusaha menjelaskan sebaik mungkin, semoga bisa dimengerti dengan baik ya… Untuk tipe perjalanan di dalam kota (bukan antar kota), saya perhatikan bahwa ada beberapa tipe perjalanan yang utama yaitu:

  • Single trip journey, berlaku untuk kebanyakan tipe perjalanan. Harganya biasanya sama rata di kota tersebut, berlaku untuk satu kali perjalanan, misal dari tempat A ke tempat B, walaupun kita menggunakan beberapa jenis transportasi (misal menggunakan kereta, lalu tram, lalu bis). Harga di tiap kota berbeda-beda, misal 2.8 Euro untuk di Frankfurt, 2.3 Euro di Freiburg, 1.9 Euro di Koln, 2.5 Euro di Heidelberg, dll.
  • Short trip journey, biasanya harganya lebih murah daripada single trip journey dan hanya berlaku bila kita turun di maksimal 4 pemberhentian berikutnya.
  • Single trip journey including airport, harganya lebih mahal daripada single trip journey, misalnya 4.65 Euro di Frankfurt dari dan ke airport dari pusat kota.
  • Day trip pass, ini biasanya tersedia di kota-kota besar atau kota wisata. Dengan tiket ini, kita bisa seharian bebas berkeliaran dengan kendaraan umum, hingga subuh hari berikutnya. Tarif one day trip pass di Heidelberg adalah 6.5 Euro (sedangkan single trip journeynya adalah 2.5 Euro). Saya beli tiket ini saat di Heidelberg di mana saya tidak terlalu menguasai rute dan medan di kota tersebut, tapi sayangnya tiket itu hilang sebelum saya menyelesaikan perjalanan. Tapi karena nanggung hanya tinggal naik 1 kali bis lagi, akhirnya saya nekat naik tanpa tiket tersebut. Hanya 3 pemberhentian sih, tapi deg-degannya ampuuunn, kayak 37 jam rasanya. Kalo-kalo kena inspeksi juga saya sudah siap untuk pura-pura kaget tiketnya hilang walaupun saya yakin bahwa muka polos saya ini pasti gagal meyakinkan petugas. Tapi akhirnya saya sampai juga dengan selamat ke stasiun, fyuhh.. Yang penting saya sebenarnya gak merugikan negara yaaa.. Hahaha..

Nah, untuk merencanakan perjalanan, saya menggunakan website rmv.de untuk trip planner mengenai moda dari sistem transportasi di Jerman ini yang digunakan. Di sana, kita tinggal memasukkan nama tempat atau stasiun asal dan stasiun yang dituju (ini bisa kita tahu dari google map), beserta waktu (tanggal dan jam) keberangkatan / ketibaan yang diiinginkan. Nanti website ini akan memberikan beberapa hasil berupa:

  • Total harga yang perlu kita bayar
  • Jam berangkat, dari stasiun/halte mana, naik kendaraan apa dengan nomor berapa ke tujuan mana, dan kita harus stop di stasiun/halte mana pada jam berapa. Lalu, bila kita lanjut dengan transportasi lain, maka juga akan diinformasikan bahwa keberangkatan alat transportasi berikutnya nomor berapa, jam berapa, jurusan mana, dan kita berhenti di mana.
  • Bila kita klik lebih lanjut di kendaraan yang harus kita naiki, kita juga dapat melihat bahwa kendaraan tersebut berhenti di stasiun/halte mana saja, sehingga kita bisa melihat bahwa kita harus turun di pemberhentian ke berapa, di jam berapa. Mereka sangat-sangat on-time kok, jadi tidak perlu takut bahwa kenyataannya melenceng dari informasi trip planner tersebut.

Berdasarkan informasi ini, kita bisa mengatur waktu dengan lebih efisien. Kita juga bisa berangkat dari satu tempat ke tempat lain tanpa internet untuk mencari informasi ini di jalan. Berbekal hasil research mengenai sistem transportasi di Jerman dengan wifi dari tempat menginap yang kita siapkan sebelum berangkat jalan-jalan, kita bisa mencatat semuanya dan menyonteknya saat di jalan. Selain itu, kita juga bisa menyiapkan budget atau koin yang harus dibayar saat membeli karcis. Ah, lagi-lagi tentang efisiensi 🙂

Nah, setelah ini, semuanya menjadi lebih gampang. Berikut langkah-langkah praktisnya:

  1. Mencari informasi lewat website rmv.de.
  2. Datang ke halte atau stasiun keberangkatan di jam yang sudah ditentukan, sisihkan sedikit waktu untuk membeli tiket.
  3. Membeli tiket (kebanyakan one single journey) di mesin yang tersedia di halte/stasiun. Bila tidak ada, maka dapat membeli di dalam kendaraan saat sudah naik.
  4. Melihat tanda stasiun atau papan yang ada di halte. Ini untuk menentukan di mana posisi kita harus menunggu.
    * Di halte, hal ini dapat dengan mudah dilihat pada papan yang biasanya memuat bis atau tram yang akan datang, beserta nomor, tujuan akhirnya, dan berapa menit lagi akan tiba.
    * Di shelter / tempat berteduhnya juga biasanya terdapat rute bis atau tram tersebut.
    * Di stasiun bawah tanah, berbagai tanda dipasang dengan cukup jelas. Misalnya: Pertama-tama, kita harus tahu akan naik S-Bahn atau U-Bahn. Lalu kita harus tahu nomornya, misalnya S8 atau U4. Dari situ kita tinggal mengikuti papan penunjuk arah, lalu bila sudah mendekati rel, akan ada petunjuk lagi mengenai tujuan akhirnya, misal: “U4 to Frankfurt (Main) Enkheim”.
  5. Setelah itu kita tinggal menunggu di jalur tersebut dan jangan lupa untuk memperhatikan urutan pemberhentiannya untuk referensi kita saat mau turun nanti.
  6. Naik kendaraannya saat mereka sudah tiba.
  7. Berhenti di pemberhentian di mana kita harus turun. Berdasarkan pengalaman, si mbak atau mas yang membacakan “Next station: Haupbahnhof” agak kurang jelas karena agak sulit bagi saya untuk menangkap pelafalan mereka. Jadi sebaiknya kita menghitung sendiri atau melihat jam , serta membaca nama-nama stasiun/halte demi stasiun/halte yang dilewati.
RMV Apps

RMV Apps

Nah, sekian dulu tentang sistem transportasi di Jerman. Intinya, jalan-jalan di sini mudah dan nyaman, tapi harganya jangan dibandingkan dengan Indonesia ya, nanti sakit hati. Pas udah sampe Europe, di-switch aja mode currencynya jadi Euro, jangan di-convert2 lagi, hahaha..

Oya, hitchhiking juga gampang lho di sini. Biasanya mereka nunggu di pom bensin atau tempat peristirahatan di tol, atau di pinggir-pinggir jalan countryside bahkan ada halte khusus untuk hitchhiking. Tapi, kemarin ga nyobain sih, hehehe..

XO, Diana
TAGS
RELATED POSTS
5 Comments
  1. mata arah

    November 28, 2016

    Haha betul banget di point no.2! Kami juga pernah bingung tombol penyebrangannya itu harus dipencet atau bisa touch screen waktu awal sampai di berlin.

  2. Diana Suciawati

    November 28, 2016

    Iya, haha.. dan ternyata tinggal melambai2 aja di “tombol”nya. hahaha..

  3. Diana Suciawati

    November 28, 2016

    iyaa, haha.. dan ternyata tinggal melambai-lambai aja di “tombol”nya.. haha..

  4. Elpina

    March 21, 2019

    Salam kenal Eko & Diana,cs. Kami bersama family planning akhir May – mid for June 2019 jj ke Zurich dan Jerman dengan rute : Stuttgart-Nuremberg-Dresden-Praha -Munich -Newshwanstein castle-Lindau balik ke Lucerne -Mt.Pilatus -Zurich. Kami 5 dewasa dan 2 anak. Apakah ada kenalan yang terpercaya bisa sewakan van dan driver untuk keliling di rute tersebut. Adakah saran yang lebih baik?
    Terima kasih.

  5. Diana Suciawati

    March 22, 2019

    Halo Mba, salam kenal. Kemarin saya sama temen sana soalnya, dan setau saya mereka juga cari sewa mobil online. Jadi tidak ada kenalan. Cb cari online aja mba, maaf ga bisa membantu ya 🙁
    Semoga perjalanannya aman dan menyenangkan! 🙂

LEAVE A COMMENT

Eko, Diana & Ariella
Bali, Indonesia

Hi, we are a family of 4, who loves to spend our time together, and traveling is just one of the reasons. We share the best PLACE & TIPS in Indonesia with kids. We always believe that faith & love come first, and other things will follow. Join our adventure updates and discover the essence of family traveling with us!

Awards & Media

Best Indonesian Parenting Blog 2023 Smell Like Home Twinkl

Our Latest Spotify Podcast

(c) Smell Like Home, 2017-2024

Any unauthorized use, sharing, copy, editing, reproduction, or distribution without permission is strictly prohibited by law. Violation of any of these agreements will result in the law enforcement.