5 Hal Menarik di Festival Layangan Bali
Beberapa bulan belakangan ini, di Bali lagi musim angin kenceng. Terus, ngapain dong ya kalau pas angin lagi kenceng gini, karena main di pantai pake berenang-renang kan kurang asik karena dingin serrrr.. Nah, selain pake jaket di pantai yang sebenernya sungguh kurang keren, ini waktunya festival layangan Bali. Apa menariknya sih? Apa yang bedain layangan di Bali sama layangan di kota lain?
Nah, berbagai festival layangan internasional diadakan di Bali setiap tahunnya. Pasti ada alasannya dong? Ga lain, ga bukan, karena layangan di sini unik-unik dan berukuran raksasa, ditambah lagi antusiasme, kreativitas, dan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat untuk acara-acara festival kayak ini: dari anak-anak sampai orang dewasanya membentuk kelompok (biasanya per banjar — sejenis RT) untuk membuat, berlatih, hingga ikut lomba layangan ini. Seru banget pokoknya!
Sejak kami pindah dan tinggal di Bali, festival layangan Bali ini selalu jadi acara yang kami tunggu-tunggu, karena selain bisa melihat layangan berukuran raksasa, kami juga bisa melihat layangan tradisional Bali hampir setiap hari, dan juga ada International Kite Festival yang menampilkan berbagai layangan dengan bentuk yang unik. Terus selain nonton layangan, hal menarik apa lagi sih yang ada di setiap festival layangan?
Berikut ini 5 hal menarik di festival layangan Bali versi kami 🙂
Lokasi dan Waktu Festival Layangan Bali
Dulu, festival layangan Bali diadakan di Pantai Padang Galak Sanur dan Pantai Mertasari Sanur yang diadakan sekitar akhir bulan Juli atau awal bulan Agustus. Waktu itu, festival layangan di Pantai Padang Galak diperuntukkan bagi layangan tradisional Bali yang diikuti oleh perwakilan dari masing-masing banjar atau desa di Bali, sementara festival di Pantai Mertasari Sanur ini lebih dikenal dengan nama International Kite Festival yang diikuti oleh banyak negara (biasanya negara-negara Asia Tenggara dan Australia) dengan bentuk layangan yang unik dan variatif.
Namun, beberapa tahun belakangan ini, festival layangan juga diadakan di beberapa tempat lain, seperti Gianyar, Pantai Matahari Terbit, dan di beberapa area di Kota Denpasar. Biasanya, lokasi tempat festival layangan dilakukan di pantai atau tanah luas, sekitar bulan Juli sampai akhir September. Di sekitar bulan-bulan ini, kita bisa melihat banyak orang yang menerbangkan layangan, baik untuk latihan maupun untuk iseng-iseng aja.
Nah, kalau tanggal pasti festival layangan setiap tahun memang tidak ada, jadi biasanya kita harus siaga nih memantau di sosmed atau poster-poster di jalan. Yang pasti, waktunya berkisar di bulan Juli sampai September, dan bila di Sanur, biasanya diadakan berdekatan dengan Sanur Village Festival 🙂
Hal Menarik di Festival Layangan Bali
1. Belajar tentang Layangan Tradisional Bali
Bagi orang Bali, layangan bukan sekedar permainan dan tradisi, namun sudah menjadi semacam kepercayaan. Warga Bali percaya bahwa layangan memiliki badan, tulang, dan roh, serta terdapat Rare Angon atau dikenal sebagai Dewa Layangan; setiap layangan tradisional juga memiliki simbol yang berbeda-beda.
Terdapat tiga jenis layangan tradisional yang biasa diterbangkan dan dilombakan di Bali, yaitu :
- Layang-Layang Bebean. Layangan ini diibaratkan ikan, dan dinamakan ‘bebean’ dari asal kata ‘be’ yang berarti ‘ikan’. Biasanya layangan ini akan dimainkan bergerak ke kanan dan ke kiri seperti ikan yang sedang berenang dan warga Bali percaya bahwa layangan ini melambangkan unsur air, sinar, tanah, udara dan angkasa yang menjadi unsur kehidupan ikan.
- Layang-Layang Pecukan. Layangan ini memiliki ukuran yang lebih kecil dari Bebean, dan namanya diambil dari kata ‘pecuk’, yang artinya ‘lipatan’, karena layangan ini mempunyai 4 sudut yang bentuknya menekuk (‘pecuk’ dalam bahasa Bali).
- Layang-Layang Janggan. Layangan ini adalah layangan tradisioinal dengan ukuran paling besar dengan bentuk menyerupai naga dan dipercaya sebagai simbol naga yang menjaga kestabilan dunia atau dikenal juga dengan nama Naga Besuki.
Setiap jenis layangan tradisional ini biasanya dilombakan sesuai dengan jenisnya, dan setiap layangan tradisional biasanya juga dilengkapi dengan ‘guangang’ — atau dikenal juga dengan ‘sendaren’ dalam Bahasa Indonesia — yang terbuat dari rotan dan dikaitkan pada busur layangan sehingga dapat mengeluarkan bunyi saat layangan terbang dan diterpa angin.
2. Foto Bareng Layangan Unik dari Berbagai Negara
Buat kalian yang pengen liat layangan dengan berbagai bentuk unik, kudu banget dateng ke International Kite Festival di Bali ini. Setahu kami, festival layangan ini ada setahun sekali, dan hanya diadakan di Pantai Mertasari Sanur. Tahun 2017 ini, festival ini diadakan pada tanggal 4-6 Agustus 2017 yang lalu, dan biasanya diikuti oleh peserta dari beberapa negara lain (kebanyakan ASEAN) selain Indonesia, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, walau ada juga negara selain ASEAN seperti Australia.
Festival ini cocok banget buat orangtua yang mengajak anak-anak. Dijamin betah deh ngeliatin layangan berbentuk unik, mulai dari bentuk dinosaurus sampai peri cantik yang terbang di langit.
3. Belajar Terbangin Layangan
Kalau datang ke festival layangan, kita bakal ketemu dengan banyak penjual layangan, mulai dari yang dari bahan styrofoam atau gabus, kertas minyak, atau kain. Waktu itu, kami nyoba beli layangan berbentuk pesawat dari bahan gabus dan iseng belajar terbangin, ternyata seru banget dan bikin ketagihan lho! Walhasil, besoknya kami ke Pantai Serangan buat main layangan kain guedeeee yang kebetulan nyangkut di atap rumah. Seru banget! Baca di sini untuk 8 Aktivitas Asyik di Pulau Serangan Turtle Island Bali
Jadii, setelah puas liat-liat layangan, kalo udah bosen kan (apalagi anak-anak udah pengen nyemplung ke laut aja), baru deh beli layangan sekalian ngajarin ajak anak-anak untuk menerbangkan layangan 🙂
4. Berburu Door Prize untuk Anak-Anak
Pas kemarin waktu kami datang ke Pantai Mertasari buat lihat festival layangan, ada door prize buat anak-anak lho. Tapi ini ga selalu ada di setiap festival layangan Bali ya.
Nah, yang unik adalah cara bagiin door-prize nya:
Semua anak-anak berumur di bawah 10 tahun bisa ikutan dan berkumpul di bawah salah satu layangan yang diterbangkan panitia, di mana di layangan itu ada semacam kantong yang bisa dipecahkan dengan menarik tali-nya. Nah, dari kantong inilah akan bertaburan kertas warna-warni yang harus diambil oleh anak-anak tersebut. Setelah itu, merka harus berbaris di depan panitia dan yang beruntung akan mendapatkan hadiah dari panitia. Aduhh, pengen balik jadi anak-anak lagi ga sih? hahaha..
5. Pertunjukan Wayang Layangan
Kami cukup beruntung nih, karena waktu itu ada pertunjukan wayang layangan sebagai penutup festival di Pantai Mertasari. Gimana ya caranya nonton wayang dengan media layangan? 😀
Jadi, akan ada beberapa layangan berbentuk wayang yang diterbangkan, lalu ada narator yang membacakan cerita dari panggung, yaitu tentang kehidupan berbangsa yang sangat mendidik, jadi bagus banget.. Coba bayangin, saat senja yang kejinggaan mulai muncul dari matahari terbenam, suasana pantai dengan suara deburan ombak dan angin semilir beleduk, jadi sangat indah dan romantis kan dengan tarian layangan wayang? 🙂
Tips Bermain ke Festival Layangan Bali
Ada sedikit tips nih buat yang mau datang ke festival layangan agar lebih nyaman dan aman:
- Bawa kacamata hitam, ini penting banget karena kita akan sering melihat ke arah langit, termasuk untuk anak-anak.
- Pake jaket. Masih tanya ‘kenapa’? Anginnya beleduk, Kakaaakk.. haha..
- Bawa layangan sendiri, biar bisa ikutan main layangan juga : )
- Berhati-hati dan waspada, terutama saat pemain layangan yang jumlahnya lebih dari 1 orang lagi seru mau mengendalikan, menerbangkan, atau menurunkan layangan karena mereka ga akan sempet lihat-lihat ke belakang; apalagi bila ada layangan yang jatuh. Jadi, sebaiknya kita menjaga jarak dan tetap mengawasi anak-anak ya.
deddyhuang.com
Aku pernah baca, untuk harga layangan gitu bisa sampe jutaan tergantung kerumitan. Bali emang punya magnet buat pariwisata Indonesia.
Eko Octavianus
Iyaaa lumayan banget harganya padahal hadiah dari lomba layangan juga kadang ga sebanding sama modalnya tp kl udah tradisi mah ya. Biasanya sebelum mulai musim layangan, anak-anak atau pemuda desa cari dana dulu ke rumah-rumah warga atau mereka “ngamen” nari barong ke cafe-cafe : )