Museum Subak Bali Review – Belajar Sistem Subak
Beberapa hari lalu, kami sangat bosan dan ingin berkunjung ke tempat wisata namun yang tidak terlalu jauh dari Denpasar. Setelah berpikir sejenak, kami memutuskan untuk menjelajah Tabanan, walau dalam cuaca hujan. Setelah sedikit riset, selain Jatiluwih yang sudah terkenal, ternyata di sini kita bisa belajar lebih dalam tentang salah satu sistem persawahan Bali yang sudah terkenal di seluruh Indonesia. Berikut adalah Museum Subak Bali review dari kami, saat kami berkunjung ke sana Juni 2016 ini.
Museum Subak Bali
Museum Subak Bali yang terletak di Kota Tabanan ini adalah miniatur / skala kecil dari sistem subak, dan tempat belajar mengenai sistem persawahan di Bali yang dikenal dengan sistem Subak. Subak adalah sistem organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah yang digunakan dalam cocok tanam padi di Bali, Indonesia. Subak ini biasanya memiliki pura yang khusus dibangun oleh para pemilik lahan dan petani yang diperuntukkan bagi dewi kemakmuran dan kesuburan, Dewi Sri. Subak sendiri sudah diakui UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia.
Lokasi Museum Subak Bali
Museum Subak Bali terletak di tengah Kota Tabanan, tepatnya di Jl Gatot Subroto, Tabanan. Tidak terlalu sulit untuk menemukan Museum Subak ini, selain karena mudah ditemukan di google map, lokasinya juga terletak di jalan utama Kota Tabanan.
Harga Tiket Masuk Museum Subak Bali
Tiket masuk ke Museum Subak Bali hanya dikenakan untuk orang dewasa sebesar Rp 10.000,- sementara untuk anak-anak tidak dikenakan biaya masuk. Museum ini terletak di Kota Tabanan yang dikenal sebagai lumbung padi pulau Bali.
What to do in Museum Subak Bali
Museum Subak Bali terdiri dari bagian, yaitu Gedung Museum, Rumah Tradisional Bali dan juga miniatur sistem subak.
Gedung Museum
Di Gedung Musem kita dapat melihat barisan diorama yang menceritakan mengenai sejarah dan bagaimana organisasi subak bekerja. Selain itu juga terdapat maket rumah petani Bali dan juga subak di Bangli dan Tabanan. Gedung ini berukurang kurang lebih 10m x 10m, dan terletak terpisah dari gedung utama loket tiket.
Di gedung ini, ada pula maket rumah tradisional Bali, yang setelah berbincang dengan penjaga museum, kami jadi penasaran untuk melihat rumah contoh dalam ukuran aslinya.
Rumah Tradisional Bali
Selain gedung museum, kita juga dapat mengunjungi contoh rumah tradisional Bali, lengkap dengan lumbung padi tradisional. Pada maket yang terdapat di dalam gedung museum, terdapat nama-nama ruangan pada rumah Bali, di mana masing-masing ruangan memiliki fungsinya masing-masing. Unik sekali!
Kami juga baru tahu, ternyata, setiap masuk rumah, orang Bali akan masuk dapur terlebih dahulu sebagai salah satu bentuk ‘pencucian diri’ agar terbebas dari hal-hal buruk yang mungkin didapat di jalan sebelum pulang ke rumah. Selain itu juga ada beberapa jenis pura dalam setiap rumah tradisional Bali, yang memiliki fungsinya masing-masing. Untuk lebih jelasnya, bisa berkunjung ke Museum ini ya! 🙂
Miniatur Sistem Subak
Hal yang paling menarik dari museum ini, setidaknya menurut saya, adalah miniatur sistem subak yang dapat kita lihat secara nyata, dimulai dari sumber air hingga ke persawahan. Kita akan dapat menyusuri sungai kecil yang terdapat di depan museum, lalu ke arah bendungan air, lalu terowongan air, beberapa calung (terowongan untuk memeriksa air) sampai akhirnya air tersebut dibagi-bagi dengan tembuku ke sawah-sawah milik anggota subak, yang ada di bagian belakang museum. Sawah tersebut dikelola oleh warga sekitar, yang disebut Penandu.
Tips & Kesan Mengunjungi Museum Subak Bali
Saat mengunjungi Museum Subak Bali ini, kami ditemani oleh satu orang pemandu yang akan membantu kita menjelaskan dan menjawab pertanyaan kita mengenai Subak Bali. Tapi menurut kami, sayangnya, memang seperti kebanyakan museum di Indonesia, Gedung Museum kurang terawat, banyak sekali sarang laba-laba di maket subak, walaupun dari segi kebersihan, museum ini cukup bersih dan nyaman.
Tips lainnya adalah, lebih baik membawa payung di saat musim hujan karena gedung, rumah, dan miniatur subak terletak terpisah satu sama lain. Museum Subak Bali ini sebenarnya berada di jalur yang sangat tepat bila, setelahnya, kita berencana untuk mengunjungi Jatiluwih.
Setelah mengunjungi Museum Subak Bali di Tabanan ini, kami sadar bahwa warisan budaya dan leluhur kita dari dulu ternyata sudah pintar-pintar ya, dan mereka sangat menjunjung sistem musyawarah dan organisasi lho. Semoga warisan ini terus dapat kita warisi ya hingga anak cucu kita 🙂