Salah satu tempat yang kami kunjungi dalam perjalanan kami ke Baluran adalah objek wisata Kawah Ijen yang terkenal dengan Blue Fire (api biru) dan belerangnya. Bagaimana cara menuju objek wisata Kawah Ijen dan apa saja yang dapat dilakukan di kawah yang disebut-sebut merupakan danau asam terluas di dunia ini? Berikut adalah catatan kami mengenai Kawah Ijen.
Lokasi Kawah Ijen
Kawah Ijen terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Lokasi Kawah Ijen ini sekitar 2 jam berkendaraan menggunakan mobil dari pusat kota Banyuwangi atau sekitar 2,5 jam dari pelabuhan Ketapang.
Cara ke Kawah Ijen
Untuk naik ke Kawah Ijen hanya ada satu pintu masuk, yaitu dari Paltuding yang sekaligus menjadi tempat parkir kendaraan dan juga camp site sebelum naik ke bibir kawah. Untuk mencapai Paltuding ini bisa dicapai baik dari Banyuwangi maupun dari Bondowoso. Dari pintu masuk untuk pendakian ini kita harus berjalan kurang lebih 3 KM, atau sekitar 2 jam dengan berjalan kaki, untuk mencapai bibir Kawah Ijen. Jalan setapak yang harus dilalui saat pendakian cukup baik dan lebar, karena selain wisatawan, banyak juga penambang belerang yang lalu lalang seanjang jalan ini baik menggunakan kereta dorong maupun bakul untuk membawa belerang.
Tiket Masuk Objek Wisata Kawah Ijen
Harga tiket masuk objek wisata Kawah Ijen ini untuk wisatawan domestik adalah Rp.5.00o per orang (Hari Senin-Sabtu) dan Rp.7.500 per orang (Hari Minggu atau hari libur). Sementara untuk wisatawan mancanegara Rp.100.000 per orang (Hari Senin-Sabtu) dan Rp.150.000 per orang (Hari Minggu atau hari libur). Bagi Anda yang membawa kendaraan dikenakan biaya Rp.2.000 untuk sepeda motor, dan Rp.10.000 untuk mobil. Semua pungutan tersebut akan dibayarkan di pos jaga pendakian yang berada di Paltuding, sementara saat kami menuju Paltuding tepatnya di Desa Tamansari ada pungutan desa sebesar Rp.3.000 per orang yang dibayarkan saat melintas.
Penginapan di Sekitar Kawah Ijen
Ada beberapa pilihan bila Anda berencana menginap di sekitar Kawah Ijen, yaitu :
- Camping. Kita dapat mendirikan tenda sendiri di sekitar tempat parkir Kawah Ijen di Paltuding ini, terdapat lapangan luas yang dapat dijadikan lokasi camping. Selain itu, beberapa warga dan warung makan juga menyewakan tenda yang sudah terpasang, termasuk menyewa matras, sleeping bag dan selimut. Bila Anda berencana camping di Paltuding, fasilitas toilet juga tersedia di sana. Hanya saja di malam hari daerah ini tidak mendapat aliran listrik.
- Wisma. Selain itu, terdapat juga wisma perhutani yang terdapat di Paltuding ini, hanya saja kapasitasnya terbatas hanya 3 kamar tidur. Anda dapat menyewa kamar di sini dengan biaya Rp.150.000/malam.
- Hotel / Homestay. Hotel atau homestay terdekat dari Paltuding ada di Desa Taman Sari yang berjarak kurang lebih 7 KM dari Paltuding ke arah Banyuwangi. Di desa ini banyak warga yang membuka homestay dan juga terdapat resort yang tidak jauh dari Desa Taman Sari ini.
Apa yang dapat Dilakukan di Kawah Ijen
Hiking ke Puncak Kawah Ijen
Kita harus berjalan kurang lebih 3 KM dengan beberapa bagian jalan yang tingkat kemiringannya cukup curam saat hiking menuju kawah Ijen ini. Walaupun kondisi jalan setapak yang dilewati bisa dikatakan baik dan cukup lebar, hiking menuju kawah ini cukup menguras tenaga dan mental. Kawah Ijen biasanya mulai ramai dikunjungi sejak pukul 01.00 dinihari dan batas akhir pendakian adalah pukul 12.00 siang. Umumnya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai bibir kawah adalah sekitar 2 jam berjalan kaki. Selama berjalan kaki kita akan melihat bagaimana keindahan dataran tinggi Ijen yang berada di sekitar dan juga tentu saja bertemu para penambang belerang yang lalu lalang. Bila Anda lelah ada pilihan untuk menyewa troli untuk turun kembali ke parkiran, para penambang belerang di Ijen juga menyewakan troli untuk para wisatawan dengan tarif Rp.100.000 – Rp.150.000.
Kawah Ijen Blue Fire
Blue Fire atau api biru ini adalah fenomena alam yang muncul di Kawah Ijen, konon katanya Blue Fire ini hanya dapat dilihat di Kawah Ijen dan Islandia. Blue Fire sebenarnya adalah fenomena alam yang terjadi karena hasil reaksi antara oksigen dan gas bumi dari kawah pada suhu tertentu. Oleh karena itu, Blue Fire ini hanya dapat dilihat pada dini hari antara pukul 02.00 – 04.00. Bagi Anda yang penasaran akan Blue Fire ini, sebaiknya menyiapkan masker khusus saat melihatnya karena kadar belerang dan gas alam yang keluar saat Blue Fire muncul cukup tinggi dan bagi mereka yang belum biasa dapat mengalami gangguan pernapasan.
Air Terjun Kali Pahit (Kalipait)
Bila Anda telah selesai beraktifitas dari Kawah Ijen, Anda dapat juga mampir ke Kalipait yang hanya berjarak kurang lebih 3 KM dari Paltuding ke arah Bondowoso. Kalipait ini adalah air buangan dari Kawah Ijen yang turun melalui bebatuan yang sudah memutih, sehingga terlihat seperti air terjun. Air yang mengalir ini mengandung kadar belerang yang masih tinggi, sehingga tidak dapat dikonsumsi oleh manusia, jadi tidak disarankan untuk menyentuh apalagi meminum air di Kalipait ini.
Tips ke Objek Wisata Kawah Ijen
- Bawa jaket yang tebal karena dingin banget, apalagi malam.
- Persiapkan alat penerangan karena malam tidak ada listrik.
- Tidak perlu membawa makanan karena di sini ada warung, yang ramai dan buka 24 jam adalah Warung Bu Im, yang menjual nasi soto ayam, nasi goreng, mie goreng, mie kuah, pisang goreng, wedang jahe, juga kebutuhan dasar seperti sabun, biskuit, dll.
- Untuk yang tidak membawa kendaraan pribadi, bisa carter kendaraan umum atau angkot untuk sampai ke parkiran.
- Persiapkan mental yang kuat, sahabat yang hangat, dan hati yang riang dalam mendaki. Karena worth itu kok 🙂
Baca juga surat kami untuk Lala setelah pendakian Kawah Ijen yang menguras jiwa dan raga, haha..
Selamat mendaki! 🙂
Kawah Ijen Tour
informasi dan tipsnya oke mas, kalau boleh menambahi mungkin buat yang mau berkunjung ke kawah ijen dan tujuannya melihat bluefire harus memperkirakan cuaca juga, jadi pilih sekitaran bulan2 yang cuacanya cerah, jadi ga nyesel ga bisa lihat bluefire 🙂
jangan lupa juga baca2 info terbaru kabar ijen, soalnya seperti saat ini semua aktifitas pendakian ditutup karena mengeluarkan gas beracun dan banyak wisatawan yang datang jauh-jauh tidak mengetahui infonya.. kan sayang banget tuh 😀
Eko Octavianus
Makasi banyak tips tambahannya Mas : )