Selama perjalanan di Jerman, ada 6 hal random dan unik di Jerman yang kualami dalam 24 jam, di tanggal 26-27 September 2016. Sebagai catatan perjalanan yang tak ingin terlupakan, aku bagi di sini ya..
PS: Ini bahasanya campur aduk karena nulisnya di jalan haha.. Harap maklum ya. Yang penting publish dehh…
6 Hal Random dan Unik di Jerman
Dalam perjalanan dari Freiburg kembali ke Frankfurt, aku naik bis malam, dan sampai Frankfurt tengah malam. Namun karena sudah pernah ke Frankfurt sebelumnya, instingku cukup yakin bahwa kondisi akan aman walaupun aku tetap harus waspada. Nah, nyatanya, Tuhan masih melindungiku ditengah semua hal random dan unik di Jerman yang terjadi di beberapa jam tersebut.
1. Hampir Dilempar Botol oleh Pemuda di Freiburg
Saat mau pulang dari Freiburg, aku tiba terlalu cepat di halte bis tempat aku akan berangkat. Karena itu, aku memutuskan untuk jalan-jalan di sekitarnya. Kebetulan, aku baru menjelajah satu sisi kota ini, karena di sisi lain tidak terlalu banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi. Aku lalu melihat ada Gereja yang nampaknya cantik tidak jauh dari Central Station tempatku menunggu. Berjalan kaki pelan, aku menuju ke sana dan melihat Gereja itu dikelilingi taman terbuka yang cukup luas di mana banyak orang-orang duduk santai di atas rumput.
Beberapa di antara mereka tampaknya pendatang, karena berkulit gelap, dan tampak sedang nongkrong-nongkrong di tangga Gereja. Entah kenapa, aku sedikit takut ketika lewat di depan mereka. Namun karena berada di tempat terbuka, aku merasa dapat lari kapan saja dan banyak orang yang akan menolong, termasuk polisi yang patroli di sekitar stasiun. Di sekitar sana juga terdapat playground tempat bermain untuk anak-anak, dan banyak orang tua yang menunggui anaknya. Sambil berusaha menjaga jarak dengan gerombolan manapun, aku lalu mengelilingi Gereja itu, mengambil beberapa foto, tapi sayangnya tidak bisa masuk karena pintunya semua dikunci (sebelumnya, saya tidak pernah menemui Gereja yang pintunya dikunci selama di Jerman).
Karena waktu berangkat masih beberapa jam, aku memutuskan untuk duduk sendiri di undakan taman samping Gereja, untuk sekedar minum, istirahat, dan menulis beberapa catatan. Lagi asik-asiknya menulis, terdengar langkah kaki orang yang mendekat disusul dengan orang lain yang berteriak. Aku menoleh dan melihat dua pemuda saling berteriak satu sama lain dan berjalan ke arahku. Dengan berusaha kelihatan setenang mungkin, aku mulai membereskan buku dengan pelan, dan melihat bahwa masing-masing dari mereka membawa bir botol. “Waduh, salah-salah bisa terjadi pertumpahan darah nih,” pikirku yang makin cepat memasukkan barang-barang ke dalam tas ransel dan segera berdiri dan berjalan pergi, bersamaan dengan datangnya beberapa teman dari pemuda itu makin meramaikan suasana.
Baru berjalan sekitar 20 langkah, ada bunyi botol pecah, “Tuh kan bener aja..” Tapi sejauh aku menoleh kembali, sepertinya mereka hanya bertengkar sambil berteriak saja, tidak ada yang pecah kepala atau berdarah. Untungnya itu botol bukan nyasar ke salah satu pemuda itu. Aku rasa, sekarang aku tahu kenapa Gereja itu sepi dari turis padahal cukup cantik. Ya karena aku aja turis yang nyasar ke sana, haha..
2. Disuruh Sopir Naik Bis yang Salah
Setelah lolos dari pecahan botol, aku kembali menunggu di halte tempat aku akan berangkat. Dengan cepat kusambar ranselku beserta kantong belanjaanku seharian ini di Freiburg, saat kulihat bis berlinlinienbus yang akan membawaku menuju Frankfurt datang di seberang halte tempatku menunggu. Aku bergegas ke sana dan menunjukkan boarding pass yang ada di HP pada sopirnya, tapi dia malah menolaknya.
Bentar, bentar.. Aku kembali melihat papan di kaca depan bis dan bener kok bisnya. Melihat mukaku yang makin bingung, sang sopir berusaha menjelaskan dalam bahasa jerman yang kudengar seperti, “jdkahejvbkauejjdgiekhsiwbrhjsnaj..”
Aku cepat-cepat bilang, “Can you speak English? I don’t understand Germany.”
Akhirnya dia berusaha menjelaskan kembali, “jakahdhejenhejabhjenejejneejjej..”. -.-“
Melihat mukaku yang putus asa (karena di sekitarku ga ada orang lain lagi yang bisa dimintain tolong untuk translate), akhirnya dia nambahin dengan bahasa tubuh: nunjuk-nunjuk halte sebrangnya, halte di sebelah tempatku menunggu tadi. “Yes, it is very helpful. Thank you,” pikirku.
“I go there?”
Doi angguk2.
“… Err, with that bus?” (Merek bis-nya lain bok.)
Doi angguk2.
Walau bingung, aku bilang juga, “Ok. Thanks.”
Kudekati bis di halte sebrang dan memperlihatkan boarding pass-ku pada sopirnya. “He said, I go with this bus?”
Setelah doi lihat boarding passnya, “No, no,” jawab sopirnya dengan mantap, tanpa ragu sedikitpun namun porsi bingungnya tidak lebih sedikit daripadaku.
“Are you sure?”
“Yes.”
Lunglai. Gemes. Haduh. Gimana. Ini. Kok. Aku. Di. Ping. Pong.
Aku nyebrang lagi untuk konfirmasi. Namun kali ini, sopirnya lagi ngerokok sama bapak-bapak tua agak gendut, rambut putih, pake baju putih, pokoknya semua serba putih.
“He said no,” kataku to the point.
Ternyata bapak-bapak itu bukan hantu, tapi malaikat yang dikirim Tuhan karena ternyata dia bisa Bahasa Inggris, “He means, you wait there, and the bus will come in half an hour.”
“Ooooooo.. Ok. So I wait there for another bus to come in half an hour, not this bus, but also berlinlinienbus, right?” Jawabku dengan pertanyaan kembali untuk menuntut konfirmasi.
“Yes, yes,” mereka berdua angguk-angguk.
Yaelah. Ternyata begonooo maksudnya. Akhirnya aku melangkah lagi ke halte sebrang dengan sedikit malas, dan duduk menunggu kembali di sana dengan manis.
Sekitar 15 menit kemudian, bis dengan jurusan yang mau kutuju datang juga dan aku segera menyiapkan boarding pass dan antri di urutan pertama agar dapat memilih tempat duduk duluan karena kita tidak bisa memesan tempat duduk saat membeli tiket.
Bis pun berhenti dan sopirnya keluar untuk membuka pintu bagasi dan mendata penumpang.
Ya ampun, DIA LAGI!!!
Ngok. Bilang aja tadi masih istirahaatttt… -.-”
Ternyata satu hal random dan unik di Jerman kali ini belum cukup. Transportasi umum di Jerman memang agak unik dan berbeda bila dibandingkan dengan sistem transportasi di beberapa negara Asia, bila kalian ingin tahu lebih bisa membaca 12 hal tentang sistem transportasi di Jerman.
3. Orang Nanya tapi Maksa
Sesampainya di Central Station kota Frankfurt, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Tapi suasana masih cukup ramai karena memang semua kereta dan bis berpusat di sini. Sambil memasuki stasiun, aku melihat beberapa polisi berpatroli berdua-dua, dan ada yang sedang berusaha membangunkan orang tua lusuh yang sedang tiduran di bangku. Dengan fokus yang dipaksakan melawan rasa kantuk yang berat, aku menuju ke mesin penjual tiket kereta yang terletak dekat dengan loket informasi. Untuk menuju ke rumah temanku, aku harus naik kereta U4 disambung dengan Tram no. 18. Saat aku membeli tiket, ada pemuda yang baru saja meninggalkan mesin karcis. Tapi melihat aku yang mau membeli karcis, dia melihat aku sejenak untuk menghampiriku dan bertanya, “Are you going to airport?”
Aku jawab singkat, “No.” Sambil melihat ke mukanya, kok kayak agak mabok nih orang.
“Then where are you going?” tanyanya kembali.
“Lha apa urusan lo?” umpatku dalam hati. “No, I just go somewhere to my friend’s place,” dengan nada sedikit tinggi. Sebenernya ini lagi beneran kesel karena ini pas lagi ngantuk bangetttttt.. Buka mata pas bis tadi sampe aja udah berat banget, lha ini ketemu orang aneh lagi. Tapi untungnya, melihat aku yang agak kesal dan tampak tidak bisa diajak bicara, dia berlalu pergi.
4. Ngoceh pas Nunggu Kereta
Setelah beli tiket, aku menuju ke bawah untuk menunggu kereta datang. Untungnya di sana sedang ada petugas juga jadi ga serem-serem amat ni stasiun malem ini. Keretanya masih datang 6 menit lagi, dan makin banyak orang yang datang menunggu kereta U4. Tiba-tiba, ada pemuda dengan jaket yang dililit di pinggang menggunakan ransel dan sleeping bag di pundaknya ngoceh di depan semua orang yang ada di sana. Karena ngocehnya dalam bahasa Jerman, jadi roaming deh. Tapi kok kayaknya orang ini ga mabok. Kayaknya sadar dan waras sih. Setelah dia ngomong, ada beberapa orang yang ngasih duit. Mungkin dia traveler yang abis kecopetan dan minta belas kasihan untuk beli tiket kereta. Hayah, ada-ada aja..
5. Nangis-nangis sambil Telpon
Hal random dan unik di Jerman ini belum berhenti di sana. Sesampainya kereta, aku menuju ke halte untuk menunggu Tram No. 18. Di seberang tempatku menunggu, ada cewek yang berumur sekitar 20 tahun-an menelepon seseorang dengan suara keras, sambil menangis. Ya Tuhaann, cobaan apa lagi yang Kau berikan pada kami semua malam ini. Di saat orang-orang (dan juga aku, biasanya) tidur nyenyak di malam hari, ternyata banyak sekali orang yang lagi kesusahan di luar sana 🙁 Paling tidak aku masih bersyukur walaupun harus mengalami hal random dan unik di Jerman yang sedang dingin ini.
6. Jalan Tanpa Alas Kaki di Malam Musim Gugur
Sesampainya Tram no.18 di halte tujuan, Aku masih harus berjalan kaki sekitar 5-10 menit ke flat temanku. Udara dingin malam ini membuat aku merapatkan jaket dan syal, serta topi rajut di kepalaku. Akhir September ini adalah awal musim gugur, di mana suhu malam hari adalah sekitar 12 derajat celcius. Yang turun di halte ini cukup banyak, mungkin ada sekitar 7 orang. Tapi yang berjalan searah denganku ada 3 orang, termasuk salah satunya adalah wanita separuh baya yang masih memakai pakaian kerja berupa blus dan rok, tanpa jaket, tanpa topi, dan..sambil menenteng sepatu hak nya dan berjalan sambil nyeker! Di aspal yang dingin ituu… Sambil jalan, wanita ini sambil ngoceh entah apa. Mungkin dia berantem sama pacarnya dan nyesel kenapa milih turun di tengah jalan sehingga harus kedinginan seperti ini.
Akhirnya, 5 menit kemudian aku sampai di flat teman saya yang hangat dengan aman, dan akhirnya hal random dan unik di jerman kali ini berakhir di sini.